Rabu, 06 Juli 2011

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL, INTERNAL, PERSEPSI, SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PRODUK MAKANAN DI KOTA BOGOR, BANDUNG DAN CIANJUR


ABSTRAK
Oleh : Dwi Gemina
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan-perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat local atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Pendekatan proses pengambilan keputusan yang memberikan gambaran khusus tentang alasan mengapa konsumen berprilaku tertentu dapat dilakukan dengan cara : 1) merumuskan variable-variabel structural yang mempengaruhi perilaku konsumen, baik eksternal maupun internal, 2) menunjukkan hubungan antar variable-variabel tersebut. Pada penelitian ini, variable lingkungan eksternal meliputi kebudayaan (kebiasaan, suku), jumlah anggota keluarga, pendidikan, kelas social, kelompok-kelompok social dan referensi sedangkan factor lingkungan internal konsumen meliputi : kebutuhan fisiologis, prestise, pengamatan, perasaan suka atau tidak suka, dan pengetahuan. Dengan demikian perlu kiranya untuk mempelajari keinginan, persepsi, preferensi serta perilaku belanja  dan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian Faktor lingkungan eksternal dan internal konsumen secara bersama-sama  berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur. Pengaruh factor lingkungan eksternal konsumen lebih besar dibandingkan dengan factor lingkungan internal konsumen terhadap persepsi konsumen. Berkaitan dengan semakin dewasa seorang konsumen baik dari segi kematangan berpikir/factor edukatif yang diperoleh dari pendidikannya, dan wawasannya maka akan semakin berkembang pula persepsinya terhadap produk makanan ciri khas  Bogor, Bandung dan Cianjur.  Faktor lingkungan internal konsumen berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen artinya bila kebutuhan dan keinginan konsumen (fisiologis, prestise) yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika ia melakukan transaksi dengan penjual, harapan konsumen akan tinggi sehingga persepsinya akan positif. Persepsi konsumen berpengaruh positif terhadap sikap dan preferensinya untuk mengkonsumsikan produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur. Pengaruh positif ini menjelaskan bahwa semakin baik kemampuan konsumen dalam dalam menilai komoditi produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur  akan memberikan pengaruh pada sikap atau keputusan yang akan diambil untuk memilih produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur. Variabel sikap dan preferensi konsumen berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsikan produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur artinya bahwa semakin baik (positif) sikap konsumen akan menentukan terhadap pengambilan keputusannya dalam pembelian produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur sehingga perilakunya cenderung untuk mengkonsumsi produk makanan ciri khas Bogor, Bandung dan Cianjur.  
Kata Kunci : Faktor eksternal, internal, persepsi, sikap dan preferensi, perilaku konsumen, produk makanan Bogor, Bandung dan Cianjur

Minggu, 26 Juni 2011

TEORI-TEORI ORGANISASI

  RITA RAHMAWATI, Dra., MSi 
POKOK BAHASAN
• Pengenalan organisasi,
• Pengertian organisasi dan  teori organisasi,
• Macam macam organisasi
• Sejarah dan perkembangan  teori organisasi,
• Pendekatan organisasi
• Perspektif organisasi
• Arah manajemen dan efektivitas organisasi,
• Ujian tengah semester
• Penggunaan teknologi dalam organisasi,
• Lingkungan Organisasi
• Ukuran organisasi,
• Disain organisasi,
• Budaya organisasi,
• Kekuatan politik, hubungan antar group dan konflik,
• Proses pengambilan keputusan,
• Reengineering,
• Manajemen mutu,
• Manajemen resiko, inovasi dan perubahan.
• Global work,

PENGENALAN ORGANISASI

ISU-ISU ORGANISASI MASA KINI
• Global Competition
• Organization Design
• Motivating Human Resources
• Speed
• Communication Technology
WHAT IS AN ORGANIZATION?
• ORGANIZATION ARE SOCIAL
ENTITIES THAT ARE GOAL-DIRECTED,
DELIBERATELY STRUCTURED
ACTIVITY SYSTEMS WITH AN
IDENTIFIABLE BOUNDARY

– SOCIAL ENTITIES
– GOAL-DIRECTED,
– DELIBERATELY STRUCTURED ACTIVITY
SYSTEMS
– IDENTIFIABLE BOUNDARY
ORGANIZATION AS SYSTEM
• A CLOSED SYSTEM
• AN OPEN SYSTEM

ORGANIZATION SUBSYSTEM
• AN ORGANIZATION IS COMPOSED OF SEVERAL
SUBSYSTEMS
• THE SPECIFIK FUNCTION REQUIRED FOR
ORGANIZATION SURVIVAL  ARE PERFORMED
BAY DEPARTMENTS THAT ACT AS
SUBSYSTEMS.
• ORGANIZATIONAL SUBSYSTEMS PERFORM
FIVE ESSENTIAL FUNCTIONS:
– BOUNDARY SPANNING
– PRODUCTION
– MAINTENANCE
– ADAPTATION
– MANAJEMEN
AN OPEN SYSTEM AND ITS SUBSYSTEM
ENVIRONMENT:
RAW MATERIALS
PEOPLE
INFORMATION
RESOURCES
FINANCIAL
RESOURCES


SUBSYSTEM



       INPUT
BOUNDARY
SPANNING



TRANSFORMATI
ON PROCESS
PRODUCTION,
MAINTENANCE,
ADAPTION,
MANAGEMENT



     OUTPUT
BOUNDARY
SPANNING




PRODUCTS
AND
SERVICES
DIMENSI ORGANISASI
• DIMENSI STRUKTURAL
• DIMENSI CONTEXTUAL
DIMENSI STRUKTURAL

• FORMALIZATION
• SPECIALIZATION
• STANDARIZATION
• HIERARCHY OF AUTHORITY
• COMPLEXITY
• CENTRALIZATION
• PROFESIONALISM
• PERSONNEL RATIOS
DIMENSI CONTEXTUAL
• SIZE
• ORGANIZATIONAL TECHNOLOGY
• ENVIRONMENT
• GOALS AND STRATEGY
• CULTURE
PENDEKATAN ORGANISASI

• ORGANIK
• MEKANIK
ORGANISASI OUTCOMES MEKANIK ORGANIK
A. DIMENSI KONTEKSTUAL
LINGKUNGAN PASTI TIDAK PASTI
TEKNOLOGI RUTIN TIDAK RUTIN
UKURAN BESAR KECIL
TUJUAN EFISIENSI EFEKTIF
BUDAYA PEGAWAI TIM WORK
B. INTERNAL OUTCOME
STRUKTUR FUNGSIONAL DESENTRALISASI
MEKANISME KONTROL BIROKRASI KLAN
KOMUNIKASI SIM FORMAL FACE TO FACE
INOVASI INFREQUENT FREQUENT
HUBUNGAN ANTAR DEPARTEMEN KERJASAMA KONPLIK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS
RASIONAL
TRIAL DAN
ERROR

PERSPEKTIF ORGANISASI

RITA RAHMAWATI
• RATIONAL
PERSPEKTIF ORGANISASI;
RICHARD L. DAFT
CONTINGENCY
PERSPECTIVE
• RADICAL MARXISM
PERSPECTIVE
• TRANSACTION COST
ECONOMIC
PERSPECTIVE

RATIONAL CONTINGENCY PERSPECTIVE
• ORIENTASI MANAGER MENGARAH PADA EFISIENSI DAN
PERBAIKAN ORGANISASI
• STATUS QUO DIANGGAP SEBAGAI SESUATU YANG HARUS
DITERIMA
• DALAM RANGKA MENGONTROL ORGANISASI, DIUKUR
BERDASARKAN EFISIENSI DAN KINERJA
• PERSPEKTIF INI BERASUMSI BAHWA MANAGER SANGAT
RASIONAL
• MANAGER TIDAK SELALU BENAR TETAPI BERUSAHA
MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK ORGANISASI
• RASIONAL BERARTI TUJUAN DISELEKSI, KRITERIA
EFEKTIVITAS,  DAN MANAGER MENGADOPSI STRATEGI
PENDEKATAN KELUARAN (OUTCOMES)
• MANAGER  MENCOBA MENDISAIN STRUKTUR DAN PROSES
UNTUK MENCOCOKKAN DENGAN  PERPADUAN
LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN FAKTOR-FAKTOR LAIN
DALAM  SITUASI ORGANISASI

RADICAL MARXISM PERSPECTIVE
• MANAGER  BERNIAT RASIONAL TETAPI MENDUA
• MANAGER DIPERCAYA MEMBUAT KEPUTUSAN
UNTUK PERBAIKAN  MEREKA SENDIRI DALAM CLAS
CAPITAL, MENJAGA KEKUATAN DAN SUMBER
UNTUK MEREKA
• MANAGER MEMBUAT KEPUTUSAN BUKAN UNTUK
EFETIVITAS DAN PRODUKTIVITAS ORGANISASI
TETAPI UNTUK MEMPERBAIKI ATAU MENAMBAH
POSISI MEREKA.
• PEGAWAI DIBERI PEKERJAAN YANG SEDIKIT
BUKAN UNTUK MENAMBAH OUTPUT
TRANSACTION COST ECONOMIC
PERSPECTIVE
• PENDEKATAN INI DIKEMBANGKAN PADA BIDANG EKONOMI
DAN MENERIMA PERHATIAN DARI TEORI ORGANISASI DAN
SOSIOLOGI ORGANISASI
• PERSPEKTIF INI BERASUMSI BAHWA INDIVIDU BERTINDAK
SESUAI KEPENTINGANNYA DAN PERTUKARAN BARANG DAN
JASA YANG TERJADI DI DALAM PASAR BEBAS TANPA
KONTRAK ORGANISASI
• LINGKUNGAN MENJADI KOMPLEKS DAN TIDAK PASTI, BIAYA
TRANSAKSI MENJADI TERLARANG
• TINDAKAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI UNTUK
MENGURANGI BIAYA TRANSAKSI
• FOKUS DARI PERSPECTIF INI PADA PERTUKARAN BARANG
DAN JASA, DARIPADA PRODUKSI
• MEMANDANG SETIAP KEJADIAN DARI SEGI EKONOMI
• ORGANISASI BIROKRASI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK
MEMBUAT PASAR DAN MENGEMBANGKAN EFISIENSI
MASYARAKAT SECARA KESELURUHAN
PERSPEKTIF ORGANISASI MENURUT LEE
G. BOLMAN DAN TERRENCE E. DEAL
THE STRUKTURAL FRAME
THE HUMAN RESOURCE FRAME
THE POLITICAL FRAME
THE SIYMBOLIC FRAME

THE STRUKTURAL FRAME
KERANGKA TRADISIONAL INI
MENEKANKAN PADA ATURAN FORMAL,
KEBIJAKAN DAN HUBUNGAN HIRARKI
SETIAP ORGANISASIMENEMUKAN
STRUKTUR YANG TEPAT UNTUK
MENGOPERASIKAN ORGANISASI
SECARA EFISIEN
MASALAHMUNCUL KETIKA STRUKTUR
TIDAK COCOK DENGAN SITUASI,
SEHINGGA REORGANISASI MENJADI
TIPE SOLUSI MASALAH
THE HUMAN RESOURCE FRAME
KERANGKA INI MENEKANKAN PADA
HUBUNGAN ANTARA ORGANISASI DENGAN
KEBUTUHAN, PERASAAN DAN PRASANGKA
MANUSIA.
MANAGER MEMBUAT HUBUNGAN PERSONAL
DENGAN PEGAWAI DIDASARKAN ATAS
ASUMSI MEREKA TENTANG KEMANUSIAAN
PRAKTEK MANAJEMEN DIARAHKAN PADA
PERASAAN DENGAN SEMANGAT KERJA,
BAIK  BERBEDA DAN PERMUSUHAN ATAU
KOMITMEN DAN MOTIVASI
MANAJEMEN PARTISIPASI, JOB ENRICHMENT
DAN TIM WORK MENIMBUKAN MOTIVASI
DAN SEMANGAT KERJA
THE POLITICAL FRAME

KEKUATAN DAN KONPLIK ADALAH ISU
SENTRAL
ORGANISASI POLITIK TIDAK DAPAT
DIHINDARKAN, TIDAK MELAKUKAN
DESTRUKTIF
KETERAMPILAN DASAR UNTUK POLITIK
KONSTRUKTIF, TERMASUK NEGOSIASI DAN
MEMBANGUN JARINGAN DUKUNGAN
PIMPINAN BISA MEMBENTUK ASPEK POLITIK
YANG TERPADU DARI ORGANISASI DENGAN
MENGGUNAKAN PENGARUH  MEREKA KE
ARAH  EFEKTIVITAS DAN PILIHAN ETIKA
THE SIYMBOLIC FRAME

KERANGKA INI MENGARAHKAN PADA MAKNA
DAN AKIBAT  DARI SIMBOL DAN BUDAYA
ORGANISASI
AKTIVITAS SEPERTI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ADALAH PENTING UNTUK
MEMBAWA ORGANISASI KE ARAH MANA,
TAPI LEBIH PENTING LAGI ADALAH EKPRESI
SIM BOLIK
RITUAL DAN TINDAKAN DIDEFINISIKAN
SEBAGAI BUDAYA, NILAI-NILAI KUNCI, DAN
EFEKTIVITAS ORGANISASI
PERMAINAN SIMBOL, DAN NILAI  TERMASUK
STORI, BAHASA KHUSUS DAN CEREMONI
BISA DITRANSFORMASIKAN SECARA
INDIVIDUAL KE DALAM TUJUAN, SEMANGAT,
DAN JIWA TIM WORK.
Simbol?

PENDEKATAN ORGANISASI

RITA RAHMAWATI 
BEBERAPA PENDEKATAN
ORGANISASI
• HUMAN RELATION APPROACH
• SCIENTIFIC APPROACH
• STRUCTURAL CONTINGENCY THEORY
• PERSPEKTIF PERILAKU DAN TINDAKAN
DALAM ORGANISASI
HUMAN RELATION APPROACH
• Riset yang dilakukan oleh The Harvard Business School
mulai akhir tahun 1920-an-1930 oleh Elton Mayo, Hasil
riset mengarahkan pada pembentukan satu konsepsi yang
systematis mengenai organisasi sebagai suatu sistem
sosial (Nigro and Nigro, 1977:134)
• Penelitian di perusahaan Western Electric Company
menghasilkan kesimpulan: Terdapat kekuatan sosial
informal  pada pekerja dari suatu organisasi
• Perkembangan lebih lanjut, lahirnya pemikiran Chester I.
Bernard: organisasi sebagai sistem kooperatif
• Bernard menganggap bahwa organisasi informal
merupakan aspek yang penting dalam mewujudkan
efisiensi pada organisasi secara formal
SCIENTIFIC APPROACH
• Perkembangan teori organisasi dipengaruhi oleh
pendekatan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh
Frederick W. Taylor
• Taylor menekankan perlunya  profesional manajemen
untuk menciptakan efisiensi, pemanfaatan kaidah ilmiah,
penyusunan  rancangan prosedur kerja dan
pengembangan hubungan yang saling menguntungkan
antara pekerja dan organisasi (nigro and Nigro, 1977: 129)
• Konsep mutual of interest yang dikemukakan Taylor
sangat mempengaruhi perkembangan organisasi, karena
esensi hubungan yang baik antar pekerja  dan organisasi
akan membawa manfaat yagn baru dalam pencapaian
efisiensi
SCIENTIFIC APPROACH
• Henry Fayol, Luther Gulick dan Lyndall Urwick
dikenal dengan The Principles mengembangkan
prinsip yang berkaitan dengan fungsi manajemen
dan struktur organisasi
• Menurut Taylor: Kerjasama dan hubungan para
pekerja dengan organisasi merupakan faktor yang
utama dalam mencapai efisiensi, dan melihat
struktur dan prosedur kerja sebagai penentu dalam
mencapai efisiensi
Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut Henry Fayol:
• Struktur organisasi dikoordinasikan oleh manajemen
• Organisasi disusun berdasarkan 4 kriteria: tujuan, proses,
orang dan tempat
• Kesatuan perintah atau arah
• Kekuasaan dan tanggung jawab
• Pengendalian wewenang
• Perencanaan yang sistematik
• Psikologi manusia:

– Kesamaan perlakuan dan kesempatan
– Stabilitas dan keamanan kerja
– Inisiatif pegawai dan kesediaan untu menerima tanggung jawab
– Semangat korp
STRUCTURAL CONTINGENCY
THEORY
• Organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
• Struktural contingency theori memberikan pandangan
bahwa efisiensi  dapat tercapai melalui penyusunan
dengan struktur organisasi  yang mendasarkan berbagai
kondisi lingkungan
• Tidak  ada cara terbaik untuk mengorganisir  dan Cara
untuk mengorganisir   tidak selalu sama efektif. Jadi
tergantung pada berbagai faktor
• Perancangan struktur organisasi sangat tergantung pada
konteks dimana organisasi berada
• Dimensi dari konteks organisasi (dimensi kontekstual)
adalah: ukuran, teknologi, lingkungan, tujuan dan strategi,
dan  budaya (Richard Daft).

STRUCTURAL CONTINGENCY
THEORY
• Pendekatan structural contingency theori
melihat upaya pencapaian tingkat  efektivitas
dan efisiensi dalam organisasi yang
merupakan hasil dari  perpaduan antara
organisasi design dengan faktor-faktor
konteks organisasi yang mempengaruhi
bentuk design organisasi
STRUCTURAL CONTINGENCY
THEORY
• Kajian tentang konteks organisasi menurut structural
contingency theory mengarah pada kajian ukuran, teknologi,
dan lingkungan organisasi.
• Ukuran organisasi menimbulkan diferensiasi dalam struktur
organisasi
• Besarnya organisasi merupakan faktor yang menyebabkan
adanya kebutuhan dalam koordinasi untuk mempersatukan
unit-unit kerja yang banyak di dalam organisasi.
• Ukuran organisasi menentukan pengembangan
deferensiasi struktural, berhubungan negatif dengan tingkat
sentralisasi, ukuran organisasi berkorelasi positif dengan
tingakt formalisasi, serta berkaitan dengan ukuran
komponen administrasi.
STRUCTURAL CONTINGENCY
THEORY
• Teknologi yang dilakukandalam organisasi, tingkat
penggunaan teknologi dalam organisasi
menentukan besaran struktur organisasi
• Konsep teknologi meliputi karakteristik input,
proses dan output.
• Lingkungan  dalam organisasi merupakan faktor
yang bersifat tidak pasti.
• Lingkungan yang stabil dibutuhkan struktur
organisasi yang mekanik sedangkan kondisi
lingkungan yang tidak stabil diperlukan organisasi
yang bersifat organik
STRUCTURAL CONTINGENCY
THEORY
• Strategi organisasi diperlukan terutama bagi
pengembangan jaringan organisasi ke
dalam divisi

PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI

RITA RAHMAWATI 
BUKU REFERENSI
BUKU REFERENSI
 Jay M. Shafritz dan J. Steven, Ott, Classics of Organization Theory,
The Dorsey Press, 1987
 Miftah Thoha, Perspektif Perilaku Birokrasi (Dimensi-dimensi Prima
Ilmu administrasi Negara Jilid II),Jakarta: Rajawali, 1987

2
TEORI ORGANISASI
Teori organisasi merupakan teori yang berusaha menerangkan
atau meramalkan bagaimana organisasi dan orang-orang di
dalamnya berperilaku  dalam berbagai struktur organisasi, budaya
dan lingkungan

Beberapa teori organisasi saling dapat menyesuaikan
(compatible)

Pengelompokkan teori yang compatible disebut Aliran, Mazhab,
Schools, Perspectives, Traditions, Frameworks, Models,
Paradigma Atau Eras Of Organization Theory
3
ALIRAN DALAM TEORI ORGANISASI
 Tahun 1963, Arthur Kuriloff mengamati berbagai macam aliran: saling
berselisih, saling mempertahankan diri, saling unjuk gigi
 Tahun 1983, Graham Astley dan Andrew Van de Ven mengamati
bahwa: masalahnya, masing-masing aliran TO itu  cenderung
memusatkan hanya pada satu sisi dari  setiap isu dan
mempergunakan logika dan vocabularies yang berbeda
 Tahun 1984, Lee  Bolman dan Terrence Deal menandaskan: di dalam
ilmu-ilmu sosial, aliran-aliran pemikiran telah berkembang secara
evolusioner. Setiap aliran mempunyai pandangannya sendiri tentang
organisasi, mempunyai konsepsi dan asumsi yang jelas (well defined),
dan mempunyai pemikiran-pemikiran yang logis tentang bagaimana
manjer dapat berbuat baik mengendalikan organisasi
 Tahun 1961, Harold Koontz menamakan pertikaian antar aliran
tersebut sebagai pertikaian dalam belantara semantik (semantic
jungle)
4
ALIRAN TEORI ORGANISASI
 Menurut Shafritz dan ott, setiap aliran To selalu dihubungkan dengan
periode waktu, misalnya:
– Aliran klasik, sekitar tahun 1920an sampai 1930-an
– Aliran Klasik Baru (Neoclasical School) dai tahun 1940-an sampai
1950-an
 Setiap aliran mempunyai awalnya, dominasinya dan memperoleh
pengakuan dan secara pasti berusaha mengganti aliran sebelumnya.
 Aliran baru timbul dan menantang aliran yang dominan saat itu,
mencoba mengganti posisinya.
 Ketika satu aliran terdesak oleh aliran baru, bukan berarti mati
terkubur, terdesak ke posisi pinggir bukan di tengah seperti masa
dominasinya. Pemikirannya masih banyak berpengaruh walaupun
secara terang-terangan aliran pendatang telah menolaknya. Itulah
sebabnya aliran lama, seperti: Henry Fayol, Frederick Taylor, Max
Weber, Charles Babbage dan lain-lain masih sering dijadikan acuan
oleh para pengikutnya
5
 Harold Koontz di dalam “The
Management Jungle revisited
(1980) mengelompokkan
menjadi 12 aliran manajemen
dan teori organisasi.
 Graham Astley dan Andrew
Van de Ven (1983)
mengelompokkan menjadi 4
aliran pokok yang didasarkan
atas 2 dimensi analistis, yaitu:
– Dimensi analistis tingkat
organisasi (mikro atau
makro)
– Dimensi yang menekankan
pada asumsi deterministik
versus asumsi voluntaristik
tentang sifat-sifat manusia
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
MAKRO











MIKRO
Pandangan
seleksi
Natural
Pandangan
sistem
Struktural
Pandangan
Tindakan
Kolektif
Pandangan
Pilihan
Strategis
ORIENTASI           ORIENTASI        
 DETERMINISTIK   VOLUNTARISTIK
6
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
Dimensi orientasi voluntaristik dan diterministik (garis horizontal)
mengklasifikasikan teori-teori  yang berasumsi tentang
kemandirian dan kebebasan diri individual dalam keanggotaan
organisasi versus teori-teori yang berasumsi bahwa perilaku
dalam suatu organisasi itu ditentukan oleh batasan-batasan
struktural.

Garis makro mikro (vertikal) menggolongkan para ahli teori
organisasi yang memusatkan pada organisasi komunitas  dan
organisasi tunggal
7
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
William G. Scott (1961), “Organizational Theory: An Overview and an
Appraisal”, Academy of Management Journal, sebagai berikut:
1.   Aliran The Classical Doctrine
2.   Aliran Neoclassical Theory
3.   Aliran Modern Theory

Harold Koontz (1961) dalam tulisannya “The Management Theory
Jungle”, Academy of Management Journal, sebagai berikut:
1. Mazhab Management Prosess
2. Mazhab Empirical Approach  (Case Approach)
3. Mazhab Human Behavior
4. Mazhab Social System
5. Mazhab Decision Theory
6. Mazhab Mathematics

8
PENGELOMPOKKAN  ALIRAN
JG. Hutchinson dalam bukunya 1967, Organizations: Theory and
Classical  Concepts, New York, Holt, Rinehart&Winston,
sebagai berikut:
1. Alirah Scientific management
2. Aliran Environmental dan Human Relations
3. Aliran Manusia sebagai decision maker
4. Aliran Current Theories of Management, dibedakan:
 a. Aliran Operasional
 b. Aliran Empirical
 c. Aliran Human Behavior
 d. Aliran Social System
 e. Aliran Decision Theory
 f. Aliran Matematics
9
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
William G. Scott bersama dengan T.R.  Mitchell, Tahun 1972 menulis
buku “Organization Theory” (edisi revisi), Homewood, Illinois, Dorsey
Press, mengolongkan mazhab teori organisasi, sebagai berikut:
1. Mazhab the scientific management movement
2. Mazhab the human relation and industrial humanism movements
3. Mazhab Classical Theory
4. Mazhab Neoclassical critique
5. Mazhab the system concept (termasuk: personality dinamics and
motivation, attitudes, and group dynamics
6. Mazhab organisasi processes (termasuk: communication processes,
decision processes, balance and conflict processes, status and role
processes, influence processes, leadership processes dan
technological processes).
7. Mazhab Organization Change
10
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
C.S. George Jr., tahun 1972 dalam “ History of Management Thought,
Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall, sebagai berikut:
1. Aliran tradisional (termasuk scientific management)
2. Aliran Behavior
3. Aliran management process
4. Aliran quantitative

C. Perrow (1973) dalam buku ”The Short and Glorious History of
Oranizational Dynamics”, sebagai berikut:
1. Aliran scientific management
2. Aliran human relations
3. Aliran Bureaucracy (A comeback)
4. Aliran power, conflict and decisions
5. Aliran the technological qualification
6. Aliran Goals, environments and systems.
11
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
J. Pfeffer, tahun 1981, dalam buku “Power in Organizations”, Marshfield,
MA: Pitman Publishing, sebagai berikut:
1. Aliran rational choice models
2. Aliran bureaucratic models of decision making
3. Aliran political models

L. Bolman dan T. Deal, tahun 1984 dalam buku “Modern Approach to
understanding and managing organizations,  San francisco, JosseyBass,
sebagai
berikut:

1. Mazhab structural/ system frame
2. Mazhab human resources frame
3. Mazhab Power frame
4. Mazhab symbolic frame
12
PENGELOMPOKKAN ALIRAN
Jay M. Shafritz dan j. Steven Ott, tahun 1987  dalam bukunya
edisi kedua, cetakan Dorsey Press, Chicago Illinois, sebagai
berikut:
1. Mazhab the classical school
2. Mazhab the neoclassical school
3. Mazhab the modern structural school
4. Mazhab the system and contingency school
5. Mazhab the power and politic school
6. Mazhab organizational cutural school
13
KLASIK

PERKEMBANGAN TEORI
TEORI
ORGANISASI

ORGANISASI
NEOKLASIK
MODERN

BIROKRASI
ADMINISTRASI MANAJEMEN ILMIAH
14
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Lahirnya kira-kira sekitar abad pertengahan, ketika itu:
 Aristoteles orang pertama yang menulis tentang betapa pentingnya
kebudayaan dalam sistem manajemen
 Marchiavelli orang pertama yang mempersembahkan analisa
mengenai penggunaan power
 Socrates termasuk orang pertama  yang memberikan andil
terbentuknya teori organisasi klasik yang paling kuno, ketika
memberi nasehat kepada Nicomachides tentang pemimpin yang baik
Menurutnya, pemimpin yang baik itu ialah orang yang mengetahui
apa yang ia butuhkan, dan yang mampu mewujudkannya.
15
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Ada pula yang menarik batas awal teori klasik adalah pada permulaan
sistem pabrik di Inggris di abad ke delapan belas.
 Teori klasik merupakan teori yang mengandung pertimbangan
tradisional, yang menjadi dasar terbentunya teori lainnya yang datang
belakangan
 Teori organisasi klasik masa dominasinya dimulai sekitar tahun 1930-
an, sampai sekarang masih diakui mempunyai pengaruh yang besar,
kata Merkle pada tahun 1980
 Dasar asumsi ajarannya berakar pada masa revolusi industri 1700-an
dan profesionalisme dari mechanical engineering, industrial
engineering dan ekonomi.
 Ajaran pokoknya:
 Organisasi itu timbul untuk mencapai produksi dan tujuan-tujuan ekonomi
 Hanya ada satu cara terbaik untuk mengorganisasikan produksi, dan cara itu
dapat dijumpai melalui penelitian yang sistematik dan ilmiah
 Produksi dapat dimaksimalkan melalui spesialisasi dan pembagian kerja
 Orang dan organisasi bekerja haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip
rasionalitas dan efisiensi
16
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori
mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).  Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku
tidak mengandung kreatifitas.
  Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masingmasing
nada
mempunyai
spesialisasi
(do..
re..
mi..
fa..
so..
la..
si..)
dimana

apabila
tiap
nada
dirangkai
maka
akan
tercipta
lagu
yang
indah
begitu
juga

dengan
organisasi.

  Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan
sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai
kehendak pemimpin.
 Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:  Organisasi merupakan struktur
hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatankegiatan,
komunikasi
dan
factor-faktor
lain
apabila
orang
bekerja
sama.


17
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi
organisasi formal.
 Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi
formal:
– Sistem kegiatan yang terkoordinasi
– Kelompok orang
– Kerjasama
– Kekuasaan & Kepemimpinan

18
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada
empat kondisi pokok:
– Kekuasaan
– Saling melayani
– Doktrin
– Disiplin
 Tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
– Pembagian kerja (untuk koordinasi)
– Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan
horizontal)
– Struktur (hubungan antar kegiatan)
– Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan


bawahan).
19
TEORI ORGANISASI KLASIK
 Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
– BIROKRASI: Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
– ADMINISTRASI: Langsung dari praktek manajemen memusatkan
Aspek Makro sebuah organisasi.
– MANAJEMEN ILMIAH:  Langsung dari praktek manajemen
memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.
 Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor
teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir,
Cina & Romawi”.

20
TEORI BIROKRASI
 Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and
Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”.
 Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:
 “Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan
peranan yang dirumuskan secara jelas.  Sedangkan “Rasional”  karena
adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
 Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:
– Pembagian kerja
– Hirarki wewenang
– Program  rasional
– Sistem Prosedur
– Sistem Aturan hak kewajiban
– Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

21
TEORI ADMINISTRASI
 Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa
dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
 HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun
1916 menulis sebuah buku “Admistration industrtrielle et Generale”
diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di
amerika 1940.
 14 Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori
administrasi: Pembagian kerja, Wewenang & tanggung jawab,
Disiplin, Kesatuan perintah, Kesatuan pengarahan, Mendahulukan
kepentingan umum, Balas jasa, Sentralisasi, Rantai Skalar, Aturan,
Keadilan, Kelanggengan personalia, Inisiatif, Semangat korps

22
Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:
 Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
TEORI ADMINISTRASI
 Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
 Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
 Kegiatan Keamanan
 Kegiatan Akuntansi
 Kegiatan Manajerial

“FAYOL’s FUNCTIONALISM” yaitu:Perencanaan, Pengorganisasian, Pemberian
perintah, Pengkoordinasian, Pengawasan
JAMES D. MOONEY & ALLEN REILLY :1931) Menerbitkan sebuah buku
“ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan
factor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus
diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah: Prinsip Koordinasi,
Prinsip Skalar & Hirarkis, Prinsip Fungsional

23
MANAJEMEN ILMIAH
 Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR).  Definisi
Manajemen Ilmiah: “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan
masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi
kerja”.
  F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The
Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House
Comitte”.  Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.  
 Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek
manajemen modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN
ILMIAH”.
  Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
– Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu
pengetahuan.
– Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
– Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
perlu intregasikan.
– Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat

manajemen ilmiah
24
TEORI NEOKLASIK
 Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga
dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat
ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan
penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada  “pentingnya
aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun
kelompok kerja”.
 HUGO MUNSTERBERG, Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi
Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial
Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara
manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah
menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam
organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor social dan
budaya terhadap organisasi.

25
TEORI NEOKLASIK
 Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang
dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western
Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional
Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari
Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan
insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor
penting peningkatan produktifitas.
  Dalam pembagian kerja  Neoklasik memandang perlunya:
– Partisipasi
– Perluasan kerja
– Manajemen bottom_up

26
TEORI MODERN
 Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan
dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik.
 Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem”
atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan
neokalsi.
 Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan  yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi
merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan
dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

27
TEORI MODERN VS TEORI KLASIK
 Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan
deskripsi organisasi sedangkan Teori Modern menekankan
pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih
menyeluruh.
 Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan
vertical sedangkan Teori Modern lebih dinamis, sangat
komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable yang
dipertimbangkan.

28


TERIMA KASIH
29

MACAM-MACAM ORGANISASI

RITA RAHMAWATI 
Menurut pendapat P.M. Blau dan W.R. Scott, ada 4 macam
organisasi berdasarkan keuntungan utama yang diperoleh:
– Mutual benefit association (organisasi saling
untung), yang merupakan penerima untuk utama
adalah anggota.
– Business concern (organisasi perusahaan), para
pemilik adalah penerima untung yang utama.
– Service organization (organisasi pengabdian),
kelompok langganan adalah penerima untung
utama.
– Commonweal organization (organisasi pemerintah),
yang merupakan penerima untung utama adalah
masyarakat luas.
Menurut Edgar H. Schein
• mutual-benefit association, which benefit primarily the
members of the organization, the rank and file (for
instance, unions, clubs, politics, parties, religious sects,
professional societies);
• business concerns, which benefit primarily the owner-
managers (such as industries, stores, banks,
insurance companies);
• service organizations, which benefit primarily their
client (for examples, hospitals, schools, social work
agencies); and
• commonweal organization, which benefit primarily the
public at large (government organization, such as
bureau of internal revenue, defense department, police,
fire department, and research organization).”
Amital Etzioni berpendapat bahwa
macam-macam organisasi dapat
diperinci atas dasar sistem wewenang,
dan atas dasar tanggapan anggota
terhadap organisasi.
Organisasi dilihat atas dasar sistem
wewenang dapat diperinci menjadi :
a. Predominantly coercive authority (mengutamakan
wewenang mutlak):
» Concentration camps (kamp-kamp konsentrasi)
» Prisons and correctional instritutions (penjara
dan lembaga-lembaga pemasyarakatan)
» Prisoner-of-war camps (kamp-kamp tawanan
perang)
» Custodial mental hospitals (rumah sakit jiwa)
» Coercive unions (perserikatan-perserikatan
paksaan)
Organisasi dilihat atas dasar sistem
wewenang dapat diperinci menjadi :
b. Predominantly utilitarian, rational-legal authority, use
of economic rewards (mengutamakan kegunaan,
wewenang resmi yang rasional menggunakan dasar
pertimbangan ekonomi):
» Business and industry (with a few exceptions)
(perusahaan dan industri (dengan beberapa
pengecualian))
» Business unions (perserikatan-perserikatan
perusahaan)
» Farmer’s organization (organisasi-organisasi
petani)
» Peacetime military organization (organisasi-
organisasi militer masa damai).
Organisasi dilihat atas dasar sistem
wewenang dapat diperinci menjadi :
c. Predominantly utilitarian, rational-legal authority, use of economic
rewards (mengutamakan wewenang normative, menggunakan
status anggota, mengutamakan ganjaran nilai):
» Religious organizations (churches, convents, etc)
(organisasi-organisasi keagamaan (gereja, biara dan lainlain)

» Ideologically based political organization or parties
» Hospital (rumah sakit)
» Colleges and universities (sekolah dan universitas)
» Social unions (perkumpulan sosial)
» Voluntary associations and mutual benefit associations
(himpunan sukarela dan perkumpulan yang saling
menguntungkan)
» Professional associations (himpunan profesi)
Organisasi dilihat atas dasar sistem
wewenang dapat diperinci menjadi :
d. Mixed structures (struktur campuran):
» Normative-coercive: combat units (mutlak dan
normatif: satuan-satuan perang)
» Utilitarian-normative: most labor union (normatif
dan keguanaan: kebanyakan perserikatan buruh)
» Utilitarian-coercive: some early industries, some
farms, company towns, ships (mutlak dan
kegunaan: beberapa industri, beberapa pertanian,
perusahaan kota, perkapalan).
Atas dasar tanggapan anggota, organisasi
dapat dirinci menjadi:
• Alienative, yang berarti bahwa orang tidak terlibat
secara kejiwaan etapi dipaksa untuk tinggal
sebagai anggota.
• Calculative, yang berarti bahwa orang dilibatkan
untuk banyak bekerja berdasarkan “balas jasa
harus setimpal dengan jasa yang diberikan”.
• Moral, yang berarti bahwa orang mendasarkan
nilai-nilai sebagai misi organisasi yang
pekerjaannya ada di dalamnya, dan melakukannya
terutama karena dia merasa sesuai dengan nilainilai
itu.





Menurut Edgar H. Schein, selain mengemukakan pendapat
P.M. Blau dan W.R. Scott, serta Amitai Etzioni,
• macam-macam organisasi dapat
dibedakan menjadi:
– organisasi sosial,
– organisasi formal, dan
– organisasi informal.
Menurut Herbert G. Hicks
• macam-macam organisasi dibedakan
atas dasar:
– tingkat kepastian struktur,
– keterlibatan emosi anggota,
– tujuan.

 
Atas dasar tingkat kepastian struktur ada 2
macam organisasi:
• Organisasi formal
• Oraganisasi Informal

Organisasi Formal
• mempunyai struktur yang dinyatakan dengan baik yang dapat
menggambarkan hubungan-hubungan wewenang, kekuasaan,
akuntabilitas, dan tanggungjawab.
• menunjukkan saluran-saluran melalui aliran hubungan.
• mempunyai perincian pekerjaan yang jelas bagi tiap-tiap
anggota.
• Jenjang tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas.
• Status, prestige, gaji, pangkat dan lain-lain penghasilan diatur
dan dikontrol secara baik.
• tahan lama dan terencana;
• penempatannya sesuai peraturan,
• relatif tidak fleksibel.
• Keanggotaan dalam organisasi formal diperoleh dengan sadar,
pada waktu tertentu, dan biasanya terbuka.

Organisasi Informal
• disusun secara bebas, fleksibel, tidak pasti, dan spontan.
• Keanggotaan dalam organisasi informal mungkin
diperoleh dengan sadar atau tidak sadar, dan  sukar
untuk menentukan waktu yang pasti kapan seseorang
menjadi anggota.
• keanggotaan seseorang atau keterlibatannya mungkin
hanya „tumbuh‟ melalui waktu.
• Situasi yang pasti dari hubungan antara para anggota
dan bahkan tujuan organisasi tidak diperinci.
• Beberapa contoh organisasi informal adalah
perkumpulan bridge, pesta makan malam, orang di jalan
yang menolong kerusakan pada mobil mogok, dan
persahabatan.)
Atas dasar keterlibatan emosi anggota, dapat
dibedakan 2 macam organisasi pula, yaitu:
• Organisasi primer
• Organisasi sekunder
Atas dasar tujuan, juga dapat diperinci bermacam-
macam organisasi

• klasifikasi organisasi berdasarkan tujuan-tujuan khusus para
anggotanya yang menuntut untuk dilayani, misalnya:
• Organisasi pengabdian yang siap membantu orang-orang tanpa
menuntut gaji penuh dari tiap-tiap penerima pelayanan (yayasan
amal, dewan sekolah, badan pertamanan dan kebun binatang,
departemen jalan raya)
• Organisasi ekonomi yang memberikan barang pelayanan dengan
imbalan beberapa bentuk pembayaran (korporasi, lembaga hak
milik, perseroan)
• Organisasi keagamaan yang memberikan kebutuhan rohani para
anggotanya (geraja, biara, aliran keagamaan)
• Organisasi pertanahan yang melindungi orang-orang dari kejahatan
(kepolisian, angkatan bersenjata, pemadam kebakaran)
• Organisasi negara yang memuaskan kebutuhan secara teratur dan
terus menerus (pemerintah federal, negara bagian, pemerintahan
kota, pengadilan)
• Organisasi sosial yang melayani kebutuhan sosial dari orang-orang
yang saling berhubungan satu sama lain, yang memiliki kesamaan
dan saling membantu (persaudaraan, perkumpulan, tim).)
Berdasarkan atas kebutuhan sosial, Talcott Parsons
membedakan adanya 4 macam organisasi sebagai berikut:
• Organisasi ekonomi (economic organization), Organisasi ini
melakukan aktivitas memproduksi dan mendistribusi barang dan
jasa. juga melakukan aktivitas lain guna memenuhi kebutuhan
lingkungan. Misalnya suatu pabrik minyak tujuan utamanya adalah
menghasilkan minyak serta memasarkan minyak, tatapi tidak dapat
dihindari bahwa pabrik minyak tersebut harus pula memelihara
hubungan baik dengan lingkungan, maka pabrik tersebut biasanya
lalu membangun taman kanak-kanak, lapangan olahraga, taman
rekreasi dan lain-lain untuk kepentingan masyarakat sekitar.
• Organisasi politik (political organization), Organisasi politik
melakukan aktivitas utama untuk mencapai pembagian kekuasaan
dalam masyarakat. Misalnya partai politik.
• Organisasi integratif (integrative organization), Organisasi integratif
melakukan aktivitas guna memeberikan pelayanan sosial kepada
masyarakat. Misalnya lembaga yatim piatu, lembaga pemeliharaan
orang lanjut usia, rumah sakit, pengadilan, organisasi profesi.
• Organisasi pemeliharaan (pattern-maintenance organization),
Organisasi yang melakukan aktivitas memelihara kebudayaan,
pendidikan, kesenian. Misalnya museum, kebun binatang, lembaga
arsip.
Alfred Kuhn membagi 4 macam organisasi berdasarkan
pembagian biaya dan nilai. 4 macam organisasi yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
• Organisasi koperasi (cooperative organization), Dalam organisasi
koperasi para sponsor dan para konsumen merupakan kelompok
yang sama, mereka berusaha menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan sendiri. Misalnya keluarga, pemerintah, koperasi
produsen dan konsumen, organisasi sosial, persahabatan, olah
raga.
• Organisasi keuntungan (profit organization), Dalam organisasi
keuntungan para konsumen dibebani biaya operasi di tambah laba
yang diharapkan oleh pengusaha. Misalnya perusahaan industri,
pedagangan.
• Organisasi pengabdian (service organization), Dalam organisasi
pengabdian, sponsor merupakan pemikul biaya sedangkan laba
ditujukan kepada konsumen atau penerima pelayanan, atau dapat
dikatakan sebagai pemberian. Misalnya lembaga bantuan hukum,
misi keagamaan, dermawan.
• Organisasi penekan (pressure organization), Organisasi penekan
mengarahkan aktivitasnya untuk mempengaruhi aktivitas sponsor.
Misalnya pertemuan untuk mempengaruhi, partai politik,
perserikatan buruh, lembaga periklanan.
Atas dasar luas wilayahnya dapat dibedakan adanya 4
macam organisasi:
• Organisasi daerah (local organization), Organisasi daerah
luas wilayahnya meliputi suatu satuan daerah tertentu
sesuai dengan pembagian wilayah yang berlaku dalam
suatu negara. Misalnya desa, kecamatan, kabupaten, kota,
propinsi.
• Organisasi nasional (national organization), Organisasi
nasional luas wilayahnya meliputi seluruh daerah suatu
negara.
• Organisasi regional (regional organization), Organisasi
regional luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu.
Misalnya ASEAN.
• Organisasi internasional (international organization),
Organisasi internasional luas wilayahnya meliputi seluruh
atau sebagian negara anggotan PBB. Misalnya UNESCO,
WHO.
Atas dasar jumlah pucuk pimpinan dapat
dibedakan adanya 2 macam organisasi, yaitu:

• Organisasi tunggal (single organization),  adalah suatu
organisasi yang pucuk pimpinannya berada di tangan
seorang. Misalnya organisasi yang dipimpin oleh
presiden, direktur, kepala, ketua, dekan, menteri,
gubernur, bupati, walikota, camat, lurah, dll.
• Organisasi jamak (prular executive organization),
adalah suatu organisasi yang pucuk pimpinannya ada
di tangan beberapa orang sebagai suatu kesatuan.
Misalnya organisasi yang dipimpin oleh presidium,
direksi, direktorium, dewan, majelis.
Atas dasar saluran wewenang dapat dibedakan
adanya 6 macam organisasi:
• Organisasi jalur (line organization):
– wewenang dari pucuk pimpinan
dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi di bawahnya dalam semua
bidang kerja baik bidang kerja pokok
maupun bidang kerja bantuan.
Organisasi fungsional (functional
organization),
• wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan
kepada satuan-satuan di bawahnya dalam
bidang kerja tertentu dan
• pimpinan satuan dengan bidang kerja
tertentu ini dapat memerintah kepada dan
meminta pertanggungjawaban dari semua
pimpinan satuan pelaksana yang ada
sepanjang itu menyangkut bidang kerjanya.

Organisasi jalur dan staff (line and staff
organization),
• wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan
kepada satuan-satuan di bawahnya dalam
semua bidang kerja baik pokok maupun
bidang kerja bantuan dan
• di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan
satuan yang memerlukan diangkat pejabat
yang tidak memiliki wewenang komando
melainkan hanya dapat memberikan
pertimbangan dalam keahlian tertentu.
Organisasi fungsional dan jalur (functional and
line organization),
• wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada
satuan-satuan dibawahnya dalam bidang kerja
tertentu,
• pimpinan satuan dengan bidang kerja tertentu ini
dapat memerintah kepada dan meminta
pertanggungjawaban dari semua pimpinan satuan
pelaksana yang ada sepanjang itu menyangkut
bidang kerjanya, dan
• pimpinan satuan pelaksana memiliki wewenang
dalam semua bidang kerja terhadap satuan
bawahannya.
• wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan
kepada satuan-satuan di bawahnya dalam
bidang kerja tertentu dan
• pimpinan dengan bidang kerja tertentu ini dapat
memerintahkan kepada dan meminta
pertanggungjawaban dari semua pimpinan
satuan pelaksana yang ada sepanjang itu
menyangkut bidang kerjanya dan
• di bawah pucuk pimpinan diangkat pejabat yang
tidak memiliki wewenang komando melainkan
hanya dapat memberikan pertimbangan dalam
keahlian tertentu.

Organisasi fungsional dan staff (functional and
staff organization),
Organisasi fungsional, jalur dan staff
(functional, line, and staff organization),
• wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada
satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja
tertentu,
• pimpinan dengan bidang kerja tertentu ini dapat
memerintahkan kepada dan meminta
pertanggungjawaban dari semua pimpinan satuan
pelaksana yang ada sepanjang itu menyangkut
bidang kerjanya, dan
• pimpinan satuan pelaksana memiliki wewenang
dalam semua bidang kerja terhadap satuan
bawahannya, serta
• di bawah pucuk pimpinan diangkat pejabat yang
tidak memiliki wewenang komando melainkan hanya
dapat memberikan pertimbangan dalam keahlian
tertentu.

Referensi
• Amitai Etzioni, Reading on Modern Organization, New
Jersey, Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs, 1969, hlm.
16
• Edgar H. Schein, Organizational Psychology, New
Jersey, Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs, 1973, hlm.
18
• Hebert G. Hicks, The Management of Organization: A
Systems and Human Resources Approach, Tokyo,
McGraw-Hill Kogakusha, 2nd, hlm. 14-16
• Fremont E. Kast & James E. Rosenzweig, Organization
and Management a System Approach, Tokyo, McGraw-
Hill Kogakusha, 1974, hlm. 503

TEORI-TEORI ORGANISASI

 Oleh: RITA RAHMAWATI, Dra., MSi 

WHAT IS ORGANIZATION
THEORY?
ORGANIZATION THEORY IN ACTION
• Every organization, every managers in every organization, is
involved in organization theory, often with excellent results
• Organization theory  draws lessons from these organizations and
makes those lesson available to students and managers of
organizations
• Organization theory can be very practical. It helps  people
understand, diagnose and respond  to emerging organizational
needs and problems
• Organization theory is not collection of facts; it is a way of
thinking about organizations
• Organization theory is a way to see and analyze organization
more accurately an deeply than one otherwise could
• The way to see and think about organizations is based upon
patterns and regularities in organizational design and behavior
WHAT IS AN ORGANIZATION?
• Organization are hard to see
• We see outcroppings, such as a tall
building or friendly employee
• The whole organization is vague and

abstract
KEBERADAAN ORGANISASI BAGI
MANUSIA
• Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup
bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi
kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena
keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak
mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal
tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam
berorganisasi
• Manusia mempunyai ketergantungan pada manusia lainnya
• Pada dasarnya manusia  tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya secara sendiri.
• Hampir sebagian besar tujuannya dicapai melalui orang lain
atau  apabila yang bersangkutan berhubungan dengan orang
lain.
• Hal ini disebabkan manusia memiliki keterbatasan
KETERBATASAN MANUSIA
• Chester  I. Barnard (1956) mengatakan sebagai berikut : “At once
we note that the limitations of the accomplishment of a purpose are
the joint effect of two classes of factors:
– the biological faculties or capacities of individual; and
– the physical factors of the environment.
 For example, take the simple case of a stone too large for a man to
move. This may be stated as „stone to large for man‟ or as „man
too small for stone‟. In the first expression we say that the
limitation lies in the physical environment of the man; in the other
we state that the limitation lies in the biological powers of the man;
but clearly the limitation is in the total situation.”
     (Chester L, Barnard, The Function of the Executive, Cambridge,
Mass., Harvard University Press, 1956, hlm. 23)
• Hebert G. Hicks  berpendapat bahwa:“Almost everyone is deeply
affected by groups. Involvement in some sort of group or
organization occupies the mayor portion of the live of many, if not
most, persons. Numerous benefits can come from improved
relationship between individuals and groups. For example, the
success of a business typically depends upon productive behavior
of individuals in work groups. Also someone must deal successfully
with customers, suppliers, governmental units, and the general
public. The same is true of a college classroom which depends
upon the successful interaction of the professor and students in
their group. And students often join cliques outside class to
exchange old test, „obtain‟ new ones, try to outguess the professor,
or sometimes even to study together. Further, parents, wives,
husbands, sweethearts, friends, and administrators continually
interact with the larger college or university.”
     (Hebert G. Hicks, The Management of Organization: A Systems
and Human Resources Approach, Tokyo, McGraw-Hill
Kogakusha, 2nd, hlm. 156.)
PENGERTIAN ORGANISASI
• Menurut ERNEST DALE: Organisasi adalah suatu proses
perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan
pemeliharaan suatu  struktur atau pola hubunngan kerja dari orangorang
dalam
suatu
kerja
kelompok.

•  Menurut CYRIL SOFFER: Organisasi adalah perserikatan
orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu
system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci
menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam
beberapa bentuk hasil.
•  Menurut KAST & ROSENZWEIG: Organisasi adalah sub
system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan
sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada
kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
•  Definisi UMUM: Kelompok orang yang secara bersama-sama
ingin mencapai tujuan”

CIRI-CIRI ORGANISASI
• Lembaga social yang terdiri atas kumpulan
orang dengan berbagai pola interaksi yang
ditetapkan.
• Dikembangkan untuk mencapai tujuan
• Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja
disusun
• Instrumen social yang mempunyai batasan yang
secara relatif dapat diidentifikasi.

Pengikut